## Puncak Sukses Aerospace Innovation Summit 2025: Menginspirasi Generasi Penerus untuk Kuasai Teknologi Antariksa Indonesia
**Bandung, 11 Mei 2025** – Himpunan Mahasiswa Teknik Dirgantara “KMPN Otto Lilienthal” Institut Teknologi Bandung (KMPN ITB) berhasil menggelar puncak acara Aerospace Innovation Summit (AIS) 2025 bertajuk “Cakrawala: Kala Bumi dan Langit Berjumpa”. Acara yang berlangsung Minggu, 13 April 2025 di Aula Barat, Kampus Ganesha ITB, menampilkan serangkaian kegiatan inspiratif, salah satunya talkshow yang membahas masa depan eksplorasi luar angkasa Indonesia.
Talkshow yang bertajuk “Menjejak Bintang: Masa Depan Indonesia dalam Eksplorasi Luar Angkasa” menjadi daya tarik utama AIS 2025. Diskusi yang dimoderatori oleh Dr. Yazdi Ibrahim Jenie, S.T., M.T., Dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Mekanika dan Operasi Terbang ITB, menghadirkan dua pembicara terkemuka di bidang antariksa Indonesia. Dr.-Ing. Ir. Wahyudi Hashi, S.Si, M.Kom, IPU, Asean Eng., Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Dr. Ir. Meiditomo Sutyarjoko, MSEE., Lead Consultant Proyek BRISat, berbagi wawasan dan pengalaman berharga mereka.
Para narasumber memaparkan visi Indonesia dalam pengembangan teknologi satelit dan penjelajahan ruang angkasa, menyorot pencapaian-pencapaian signifikan seperti keberhasilan misi satelit LAPAN-A3 dalam mengukur medan magnet bumi dengan tingkat akurasi yang tinggi. Diskusi pun menukik lebih dalam pada Indonesia Space Act (UU No. 21 Tahun 2013) sebagai landasan hukum yang kokoh bagi kemajuan program antariksa nasional hingga tahun 2045. Beberapa sasaran strategis yang menjadi fokus diskusi meliputi:
* **Peningkatan kapasitas fasilitas Assembly, Integration, and Testing (AIT) untuk satelit:** Pembahasan ini mencakup upaya untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam merakit, mengintegrasikan, dan menguji satelit secara mandiri, sehingga mengurangi ketergantungan pada pihak luar.
* **Peluncuran satelit observasi bumi dan komunikasi yang siap operasional:** Diskusi ini menekankan pentingnya pengembangan dan peluncuran satelit yang dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia, seperti dalam bidang pertanian, perikanan, dan telekomunikasi.
* **Pengembangan satelit Synthetic Aperture Radar (SAR):** Teknologi SAR yang canggih ini akan ditempatkan di orbit ekuatorial untuk memberikan data resolusi tinggi yang berguna untuk berbagai aplikasi, termasuk pemetaan, pemantauan bencana, dan keamanan.
Dr. Wahyudi Hashi turut menekankan peran krusial BRIN sebagai *funding agency* dan *executing agency* dalam ekosistem inovasi nasional. Beliau juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan infrastruktur riset sebagai kunci keberhasilan program antariksa Indonesia.
Selain itu, talkshow juga menampilkan kompetensi Indonesia di bidang teknologi satelit, mencakup sistem pesawat ruang angkasa (*spacecraft*), sistem peluncuran (*launch system*), dan operasi misi (*mission operations*). Peserta AIS 2025 juga diperkenalkan dengan hasil riset terbaru, termasuk data pengukuran medan magnet bumi dari satelit LAPAN-A3 yang telah dipublikasikan di jurnal internasional bergengsi.
Melalui AIS 2025, KMPN ITB berharap dapat menumbuhkan semangat inovasi dan membangkitkan minat generasi muda, khususnya mahasiswa dan peneliti, untuk berkontribusi aktif dalam penguasaan teknologi antariksa. Tujuan utama acara ini adalah untuk mendorong terwujudnya kemandirian Indonesia di bidang kedirgantaraan, sejalan dengan visi Indonesia sebagai bangsa yang maju dan berdaya saing di kancah internasional.
**Kata Kunci:** Aerospace Innovation Summit, AIS 2025, Teknologi Antariksa Indonesia, Eksplorasi Luar Angkasa, ITB, BRIN, Satelit LAPAN-A3, Indonesia Space Act, UU No. 21 Tahun 2013, Pengembangan Teknologi Satelit, Sumber Daya Manusia Antariksa.

Leave a Reply